Sabtu, 09 Juni 2012

Sterilisasi dan Pengenalan Alat Mikrobiologi


LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
STERILISASI
DAN
PENGENALAN PERALATAN MIKROBIOLOGI
DISUSUN OLEH :
Fadila Brilian Sani                 (0904015088)
Ira Juhairiah                          (0904015143)
Riki Subagja                          (0904015228)
Thirani D                                (0904015268)
Wiwi Nidiyanti                       (0904015286)
Semester/ Kelas : 3B
Kelompok : 3 (Tiga)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR.  HAMKA
JAKARTA
2010



BAB I
PENDAHULUAN

A.                LATAR BELAKANG
Yang dimaksud dengan sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau didalam sutu benda.ketika melakukan pemindahan biakkan bakteri secara aseptik, sesungguhnya menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun kebanyakkan peralatan dan media yang umum dipakai didalam pekerjaan mikrobiologis akan menjadi rusak bila dibakar. Sterilisasi dan pengenalan alat-alat laboratorium ini sangat penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Sebab pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara-cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, Sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini sangat penting untuk dilakukan supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula.
Dalam praktikum, pengenalan alat-alat laboratorium dan alat-alat sterilisasi ini akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dari masing-masing alat tersebut. Jadi Alat-alat sterilisasi adalah alat yang digunakan untuk membebaskan alat atau bahan dari mikroorganisme. Kita juga akan mengenal macam-macam dari sterilisasi itu sendiri.
B.                 TUJUAN
Tujuan dalam praktikum ini adalah untuk mengenal cara penggunaan beserta fungsi alat-alat laboratorium dan alat untuk sterilisasi yang ada di laboratorium mikrobiologi. Tujuan dilakukannya sterilisasi adalah agar sampel yang digunakan tidak terjadi kontaminasi atau tercampurnya mikroorganisme terhadap sampel yang kita amati. Dan juga untuk mengetahui cara sterilisasi dari alat-alat tersebut baik sterilisasi dengan menggunakan autoklaf ataupun dengan oven, LAF dan Bunsen.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan didalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri. (Srikandi,1992)
 Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Di pihak lain, sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang disterilkan.( Ratna Siri,1993)
Berikut contoh proses sterilisasi:
a.                  Sterilisasi basah atau sterilisasi panas lembab
Sterilisasi basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau sterilisator uap yang mudah diangkat (portable) dengan menggunakan air jenuh bertekanan pada suhu 121oC selama 15 menit. Maka sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air (minyak misalnya, tidak dapat ditembus uap air) dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 1100C dan 121oC. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum, air suling, peralatan laboratorium, biakkan yang dibuang, medium yang tercemar, dan bahan-bahan dari karet. ( Ratna Siri,1993)
Ada 4 hal utama yang harus di ingat bila melakukan sterilisasi basah: (1) sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul dari ruang sterilisator; (2) semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenai uap, karena itu tabung dan labu kosong harus diletakkan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap di dasarnya; (3) bahan-bahan yang berpori atau yang berbentuk cair harus permeabel terhadap uap; (4) suhu sebagaimana yang terukur oleh termometer harus mencapai 121oC dan dipertahankan setinggi itu selama 15 menit. ( Ratna Siri,1993)
b.                  Sterilisasi kering
 Sterilisasi kering atau sterilisasi panas kering dapat diterapkan dengan cara pemanasan langsung sampai merah, melayangkan diatas merah api, pembakaran dan sterilisasi dengan udara panas (oven). Pemanasan kering sering digunakan dalam sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium. (Srikandi,1992)
 Dalam sterilisasi panas kering, bahan yang sering disterilkan dengan cara ini adalah pipet, tabung reaksi, cawan petri dari kaca, dan barang-barang pecah belah lainnya. Bahan-bahan yang harus disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven. ( Ratna Siri,1993)
Sebelum melakukan sterilisasi udara panas kering ini terlebih dahulu membungkus alat-alat gelas dengan kertas payung atau aluminium foil setelah itu, atur pengatur suhu oven menjadi 1600C dan alat disterilkan selama 2  jam.
Waktu dan suhu seringkali digunakan untuk sterilisasi panas kering.
SUHU (oC)
WAKTU (JAM)
170
1,0
160
2,0
150
2,5
140
3,0

c.                   Sterilisasi uap

Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir atau air mendidih. Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur. Metode ini jarang memuaskan untuk larutan yang mengandung bahan-bahan karena spora sering gagal tumbuh dibawah kondisi ini, bentuk vegetatif dari kebanyakan bakteri yang tidak membentuk spora. Temperatur suhu titik mati bervariasi, tetapi tidak ada bentuk non spora yang bertahan. Dalam prakteknya, 2 metode uap mengalir digunakan, suatu perpanjangan pemaparan uap selama 20-60 menit akan membunuh semua bentuk vegetatif bakteri tapi tidak akan menghancurkan spora. Untuk meyakinkan penghancuran spora, sterilisasi berjeda yang juga disebut sterilisasi bertingkat. Penjedahan dan bertahap adalah tindalisasi digunakan. Dengan metode ini bahkan dipaparkan pada uap mengalir pada periode waktu bervariasi dari 20-60 menit setiap hari selama 3 menit. Antara pemaparan bahan terhadap uap yang disimpan pada suhu kamar atau pada inkubator pada 37oC. prinsip dari metode ini adalah pada saat waktu pertama kali pemaparan pada uap membunuh bakteri vegetatif tapi tidak sporanya. Tapi pada saat bahan disimpan pada inkubator atau pada suhu ruangan selama 24 jam, banyak spora akan tumbuh ke dalam bentuk vegetatif bentuk spora yang telah tumbuh ini akan dimatikan pada pemanasan hari ke dua. Kesuksesan dari proses ini tergantung pada spora yang berkembang ke bentuk vegetatif selama masa istirahat.

d.                  Penyaringan ( filtrasi )

Penyaringan telah banyak digunakan untuk mensterilkan medium laboratorium dan larutan yang dapat mengalami kerusakan jika dipanaskan. Penyaringan dengan ukuran pori-pori 0,45 mikron atau kurang akan menghilangkan jasad renik yang terdapat didalam larutan tersebut. Penyaringan yang banyak digunakan terbuat dari gelas sinter, film selulosa (Gelaman, Millipore) dan asbestos atau penyaring Seitz. Pori-pori dari penyaring tersebut berkisar antara 0,22 sampai 10 mikron. Pori-pori yang lebih kasar biasanya digunakan untuk penjernihan sebelum digunakan pori-pori yang lebih halus, sehingga tidak terjadi penyumbatan. Penyaring yang biasa digunaakan untuk bakteri tidak dapat menahan atau menyaring virus atau mikoplasma. (Srikandi,1992)

Beberapa contoh bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini adalah serum, larutan bikarbonat, enzim, toksin, bakteri, medium sintetik tertentu, dan antibiotik. ( Ratna Siri,1993)

Ada beberapa macam filter yaitu:
Filter Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor khusus yaitu terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci. Keutamaan untuk digunakan filter swinny di bungkus dengan kertas dan autoklaf. Bagian yang dipotong dihubungkan pada spoit werlock dan cairan dimasukkan ke potongan asbes dengan menggunakan tekanan pada sal spoit.
Filter Fritted-Glass
Filter Sintered Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh kandungan dalam serbuk, tombol bulat dari gelas digabungkan bersama dengan penggunaan panas untuk menempatkan ukuran dari bentuk potongan. Permeabilitas dari filter berbanding lurus dengan berkembangnya ukuran. Setelah potongan dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan didalam gelas pirex seperti corong Buchner.
Filter Berkefeld dan Mandler
Mandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalsium sulfat. Berkefeld disusun juga dari tanah silika murni. Masing-masing filter bermuatan negatif. Tersedia dalam beberapa prioritas berdasarkan permeabilitasnya ke dalam air dalam Bekerfeld atau Mandler.
Filter Selas
Filter ini secara kimia, menjadi resistensi terhadap semua larutan yang tidak menyerang silika. Karena masing-masing partikel meliputi filter semata-mata bersama selama proses manufaktur, ada bahaya kecil partikel-partikel dari filter jauh dalam larutan.
Filter Candles-Pasteur-Chamberland
Ada pemanasan dengan Bekerfeld tetapi dibuat dari pori porselen tak berkaca dengan pori kecil yang menghasilkan filtrasi lambat.
e.                   Sterilisasi dengan disenfektan
Desinfektan adalah zat yang dengan membunuh bakteri. Senyawa kimia yang banyak digunakan sebagai desinfektan antara lain : Larutan AgNO3, CuSO4, HgCl2, ZnO, dan lain-lain, serta alkohol dan campurannya. Zat-zat yang dapat membunuh atau menghamabat pertumbuhan bakteri dapat dibagi atas garam-garam,logam, fenol, dan senyawa-senyawa lain yang sejenis, formaldehida, yodium, alkohol, klor, zat warna, detergen, sulfonamida, dan antibiotik. Umumnya bakteri yang muda kurang daya tahannya terhadap desinfektan daripada bakteri yang tua, pekat, konsentrasi, lamanya berada dibawah pengaruh desinfektan, merupakan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan.
f.                   Sterilisasi gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme dan sporanya. Beberapa bahan kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi gas ialah etilena oksida asam perasetat,formaldehida dan glutaraldehida alkalin. Cara ini diterapakn pada suhu kamar selama 2-18 jam bergantung pada bahan kimianya.hal yang perlu dipertimbangkan dalam sterilisasi gas adalah (1) lamanya waktu yang diperlukan sesudah perlakuan untuk menghilangakan semua sisa bahan kimia yang diguankan (2) daya bahan bakar yang bersangkutan (3) persyaratan peralatan (4) biaya pelaksanaan. ( Ratna Siri,1993)
g.                  Sterilisasi dengan radiasi
Sterilisasi dengan radiasi dapat dilakukan dengan sinar gama (sinar UV kadang-kadang juga digunakan tetapi tidak begitu baik karena daya tembusnya lemah ) namun penggunaanya terbatas karena menuntut persyaratan keamanan dan biaya yang tinggi. ( Ratna Siri,1993)







BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.    ALAT DAN BAHAN
a.      Alat

·         Jarum Inokulasi
·         Erlenmeyer
·         Cawan petri
·         Autoclave
·         Tabung reaksi
·         Spatel drigalski
·         Oven
·         Inkubator
·         Kulkas
·         Beaker glass
·         Erlenmeyer
·         Tabung durham
·         Pipet ukur
·         Bulb
·         Pinset
·         Mikropipet
·         LAF
·         Bunsen

b.      Bahan
·         Kertas alumunium foil
·         Kertas yellow page
·         Kapas

B.     PROSEDUR KERJA
1.      Diamati lengkap bagian-bagian dari alat-alat yang digunakan.
2.      Dipahami fungsi dan cara mengoperasikan alat-alat yang digunakan.
3.      Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses sterilisasi.









BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.             HASIL PENGAMATAN
1.      Jarum Inokulasi, dibagi menjadi 2 :
a.       Jarum ose berbentuk batang (jarum tangan tajam) digunakan untuk inokulasi jamur. Hifa yang terbentuk seperti benang mudah diambil dengan jarum ose batang dan mudah sekali tumbuh didalam suatu media.
b.      Jarum ose berbentuk bulat digunakan untuk inokulasi bakteri. Pada ujung jarum ose yang berbentuk bulat, bakteri akan dapat terambil dalam jumlah yang relatif banyak.

2.      Cawan petri
Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya.
3.      Erlenmeyer
Erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan,bahan atau cairan. Labu Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dan lain-lain. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dan sebagainya.
4.      Autoclave
Autoclave berfungsi untuk membunuh kuman atau bakteri yang terdapat pada bahan atau alat yang pada umumnya terbuat dari logam, plastik, karet, tekstil gelas juga liquid (cairan) dalam keadaan terbungkus maupun tidak.
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yg digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121°C (250 °F). Jadi tekanan yg bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi 2 (15Psi =15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121°C.
a.       Bagian dari autoclave :
·         Tombol pengatur waktu mundur (timer)
·         Katup pengeluaran uap
·          Pengukur tekanan
·         Klep pengaman
·         Tombol on dan off
·         Termometer
·         Lempeng sumber panas
·         Aquadest
·         Sekrup pengaman
·         Batas penambah air
b.      Cara penggunaan
1.      Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoclave. Jika air kurang dari batas yang ditentukan maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi , untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2.      Masukkan alat dan bahan
3.      Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoclave. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu
4.      Nyalakan autoclave, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121°C.
5.      Tunggu sampai air mendidih  sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Perhitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6.      Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
5.      Bunsen
Pembakar Bunsen (Bunsen Burner) Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar bunsen. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau metanol.
6.      Inkubator
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSLKWyI_mHHdrNZ0xpXY_q4CcWPoqChVqMYKq-1_7kmJHxugHA&t=1&usg=__126Au56plAmSLs99pj94uzCWP6A=http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSLKWyI_mHHdrNZ0xpXY_q4CcWPoqChVqMYKq-1_7kmJHxugHA&t=1&usg=__126Au56plAmSLs99pj94uzCWP6A=Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70 °C.
7.      Tabung reaksi
Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alasan efisiensi, media yang ditambahkan berkisar 10-12 ml tiap tabung.

8.      Oven
Oven merupakan alat sterilisasi yang menggunakan udara panas kering. Dimana fungsi oven adalah mensterilisasi alat-alat gelas yang tidak berskala prinsip oven yaitu menghancurkan mikroba mengunakan udara kering. Alat ini digunakan untuk mensterilkan alat -alat seperti gelas dan dalam batas-batas tertentu dapat juga digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan seperti kapas, kertas, dan kain. Pada umumnya suhu yang digunakan adalah 170o-180o C selama paling sedikit dua jam. Lamanya sterilisasi tergantung pada jumlah dan ketahanan alat atau bahan yang akan disterilkan terhadap panas.
9.      Mikropipet
Mikropipet dan adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yg dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl. dalam penggunaannya, mikropipet memerlukan tip.
Cara Penggunaan :
1.      Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk  memastikan lancarnya mikropipet.
2.      Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet.
3.      Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi.
4.      Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
5.      Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka cairan akan masuk ke tip.
6.      Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.
7.      Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.
8.      Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar.
10.  Spatel drigalski
Digunakan untuk menggores bakteri yang ada pada cawan petri, biasanya disterilkan dengan cara direndam didalam alkohol dan dipanaskan diatas api.
11.  Laminar Air Flow
Cara kerja :
1.      Nyalakan lampu UV, minimum selama 30 menit, sebelum laminar air flow digunakan. Hindarkan sinarnya dari badan dan mata.
2.      Siapkan semua alat-alat steril yang akan dipergunakan. Alat-alat yang dimasukkan ke dalam laminar air flow, disemprot terlebih dahulu dengan alkohol 70% atau spiritus.
3.      Meja dan dinding dalam LAF disemprot dengan alkohol 70% atau dengan spiritus untuk mensterilkan LAF.
4.      Blower pada LAF dihidupkan untuk menjalankan air flow.
5.      Nyalakan lampu dalam LAF.
6.      LAF sudah siap untuk digunakan.

Hal yang perlu diperhatikan :

1.      Jangan meletakkan lampu bunsen terlalu dekat dengan filter dan alkohol untuk merendam peralatan kultur.
2.      Jangan menumpuk alat-alat, botol-botol media, dan lain-lain benda di depan tempat bekerja sehingga menghalangi aliran udara.
3.      Jangan mencelupkan alat tanam dengan nyala api ke dalam alkohol (nyala api alkohol yang terdapat pada alat tanam, tidak terlihat dengan jelas di tempat yang terang.
4.      Jangan mendekati lampu bunsen, dengan tangan yang baru disemprot alkohol atau spiritus.
5.      Bersihkan Laminar Air Flow setelah selesai bekerja. Jangan meninggalkan botol bekas, kapas bekas, dan sebagainya di dalam LAF.
12.  Pipet tetes
Pipet tetes (Pasteur Pippete) Fungsinya sama dengan pipet ukur, namun volume yang dipindahkan tidak diketahui. Salah satu penerapannya adalah dalam menambahkan HCl / NaOH saat mengatur pH media, penambahan reagen ada uji biokimia, dan lain-lain.
13.  Kulkas
Kulkas berfungsi untuk menyimpan medium atau bakteri.
14.  Pipet Ukur (Measuring Pippete)
Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang diingini. Volume yang dipindahkan dikeluarkan mengikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat sejajar dengan meniskus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar.

15.  Tabung Durham
Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil dan berfungsi untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus terendam sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara.

16.  Pipet Filler / Rubber Bulb

Filler adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.
17.  Pinset
Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya adalah untuk mengambil benda dengan menjepit misalnya saat memindahkan cakram antibiotik.
18.  Beaker glass
Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam mikrobiologi, dapat digunakan untuk preparasi media media, menampung akuades dan lain-lain.

Aturan umum teknik aseptis:
·         Meja kerja sebaiknya jauh dari sesuatu yang dapat menciptakan aliran udara, misalnya tidak ada jendela yang terbuka, tidak dekat dengan pintu yang selalu dibuka-tutup dan jauh dari lalu-lintas orang. Penggunaan cabinet biosafety dapat menjaga dan mengatur aliran udara tetapi ini bukan merupakan suatu jaminan mutlak dari resiko terkontaminasi.
·         Dipastikan meja kerja bersih dari kotoran dan benda-benda yang tidak akan digunakan. Kultur tua atau pipet bekas seharusnya tidak berada di meja kerja. Kotoran seringkali sulit dibersihkan pada sudut-sudut ruang.
·         Diusap meja kerja dengan antiseptik atau senyawa pembersih lain sebelum digunakan. Di sebagian besar laboratorium umumnya menggunakan etanol 70% untuk membersihkannya. Sediakan etanol pada posisi selalu dekat dengan meja. Jika telah selesai bekerja, sebaiknya meja kerja dikosongkan dari peralatan dan bersihkan lagi.
·         Semua peralatan (pipet, cawan dan lain-lain) yang digunakan harus steril. Sebaiknya semua peralatan yang telah disterilisasi diberi label. Jika menemukan alat yang sepertinya telah disterilisai tapi masih ragu terhadap sterilitasnya maka sebaiknya jangan digunakan. Bungkus peralatan baik alat steril sekali pakai atau bukan (pipet, syringe dan lain-lain) diperiksa terlebih dahulu apakah terdapat kebocoran atau tersobek.
·         Atur peralatan di meja kerja sedemikian rupa sehingga meminimalisir pergerakan tangan. Alat-alat yang biasanya digunakan dengan tangan kanan (jarum inokulum, filler, pipet dan lain-lain) letakkan disebelah kanan begitu juga sebaliknya (rak tabung, cawan petri, erlenmeyer lain-lain) terkecuali untuk tangan kidal. Di bagian tengah meja kerja disediakan ruang lapang untuk bekerja.
·         Membakar mulut atau bagian tepi dari suatu alat dapat membunuh mikroorganisme yang menempel.
·         Telah siap dengan segala peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Semua bahan dan alat untuk prosedur tertentu telah dipersiapkan di meja kerja. Jangan sampai meninggalkan meja kerja untuk mengambil sesuatu yang terlupa atau tertinggal. Perhitungkan semua yang diperlukan beserta cadangannya.
·         Pakai sarung tangan lateks dan ganti secara berkala. Sarung tangan membantu melindungi dari tumpahan biakan atau bahan kimia berbahaya. Tidak menggunakan sarung tangan dirasa tidak bermasalah jika materi dan bakteri yang diteliti dipastikan tidak berbahaya.
·         Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja. Cuci tangan dengan desinfektan atau sabun bila tidak ada desinfektan. Cuci tangan dapat membilas mikroorganisme yang ada di tangan.

B.                 PEMBAHASAN
Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui berbagai fungsi, spesifikasi beserta cara kerja setiap alat yang ada di laboratorium mikrobiologi. Alat yang terdapat di ruangan laboratorium seperti tabung reaksi, petri dish, autoclave, oven, laminar air flow, lampu bunsen, inkubator, tabung durham, pipet ukur, jarum inokulasi, pipet tetes, balon pipet, mikropipet, kulkas, Erlenmeyer, spatel drigalski dan lain-lain. Sedangkan alat-alat sterilisasi yang terdapat di laboratorium mikrobiologi seperti autoclave, laminar air flow dan oven.
Alat lain yang penting diketahui adalah laminar air flow. Rangkaian alat ini terletak khusus dalam satu ruang yang disebut ruang steril. Penggunaan alat tersebut adalah untuk mensterilisasikan udara ditempat kerja, sehingga kegiatan yang berkaitan dengan pemindahan dan pengambilan mikrobia dapat dilakukan di sekitar laminar air flow. Fungsi lain adalah ketika menggunakan alat-alat yang sudah disterilisasikan, sehingga untuk mencegah timbulnya kontaminasi tidak perlu menggunakan pemanasan dari lampu spritus.
Pada proses sterilisasi panas kering kurang efisien dan membutuhkan suhu lebih tinggi serta waktu yang lebih lama untuk sterilisasi. Hal ini disebabkan karena tanpa kelembapan tidak ada panas laten. Sebagai contoh, albumin telur dengan kelembaban 50% menggumpal pada 56oC, sedangkan tanpa kelembaban baru menggumpal pada suhu 160-175oC. Karena bentuk kehidupan yang paling tahan panas, yaitu endospora bakteri, berperilaku seakan-akan tidak mengandung kelembaban, maka panas kering harus mencapai suhu 160-175oC untuk dapat mematikannya. ( Ratna Siri,1993)
Didalam proses aseptis sebaiknya sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam tabung/cawan/erlenmeyer sebaiknya bagian mulut (bagian yang memungkinkan kontaminan masuk) dibakar/dilewatkan api terlebih dahulu. Jarum inokulasi dan lain-lain dapat disemprot dengan alkohol terlebih dahulu lalu dibakar. Ujung jarum inokulasi yang sudah dipijarkan harus ditunggu dingin dahulu atau dapat ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk mempercepat transfer panas yang terjadi. Usahakan bagian alat yang diharapkan dalam kondisi steril didekatkan ke bagian api. Jika kerja di Safety Cabinet (LAF) tidak perlu memakai pembakar bunsen tetapi jika di luar Safety Cabinet maka semakin banyak sumber api maka semakin terjamin kondisi aseptisnya.






BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.                KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum mikrobiologi adalah sebagai berikut:
1.      Dari pengenalan alat laboratorium dan alat sterilisasi yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan bahwa setiap alat mempunyai fungsi dan spesifikasi yang berbeda tergantung jenis alatnya.
2.      Sterilisasi merupakan cara membuat suatu alat atau bahan menjadi bebas dari pertumbuhan mikroba beserta sporanya.
3.      Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Di pihak lain, sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi.
B.                 SARAN
Saran  dari praktikum mikrobiologi adalah sebagai berikut:
1.      Pada saat membuat media ataupun memindahkan mikroba di tempat lain maka diharapkan agar tempat memindahkan media tersebut steril dan selalu dekat dengan alat yang digunakan agar tetap steril.
2.      Sebelum melakukan praktek mikrobiologi diharapkan untuk menyeterilkan alat-alat dan diri kita masing-masing agar media atau bahan yang diuji tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme.



DAFTAR PUSTAKA
-          Fardiaz,Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia: Jakarta.
-          Hadioetomo,Ratna Siri. 1993.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia: Jakarta
-          http://ekmon-saurus.blogspot.com/2009/05/bekerja-tanpa-kontaminasi-dasar-tehnik.html









LAMPIRAN GAMBAR
1.      Jarum Inokulasi
2.      Cawan petri
3.      Erlenmeyer
4.      Autoclave
5.      clip_image064 Bunsen
 
6.      Inkubator
clip_image024


7.      Tabung reaksi
8.      Oven
9.      Mikropipet
clip_image032 clip_image034
10.  Spatel drigalski
11.  Laminar Air Flow
12.  Pipet tetes
13.  kulkas
14.  Pipet Ukur (Measuring Pippete)

15.  Tabung Durham
http://lh4.ggpht.com/_kFz4vOoppxQ/SSKlbHmxyQI/AAAAAAAAAXA/xNyvhfxrPKc/clip_image0064_thumb1.jpg

16.  Pipet Filler / Rubber Bulb

17.  Pinset
18.  Beaker glass



clip_image002



clip_image004


clip_image006








clip_image008









           




6 komentar:

  1. sundul77.com Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya
    sundul77.com Adalah Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88 sundul77 Merupakan Salah Satu Bandar Bola, Bandar Casino, Poker Online Terpercaya IDNSPORT. Kelebihan Bandar Bola Terbesar www.sundul77.com Desain Website Menarik, Live Casino Online 24 Jam Non-Stop Bersama Dealer Eropa & Dealer Asia..
    Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88
    Bolagaming mempunyai tim berpengalaman dalam melayani setiap member yang bergabung di situs judi taruhan bola terbaik ini. Kami menyediakan customer service online 24 jam yang akan menemani anda dan membantu memberikan arahan kepada anda agar mudah saat melakukan pendaftaran. Anda bisa memilih jenis permainan judi taruhan online apa saja sesuai keinginan anda.
    Ayo Bergabung Bersama Situs Judi Taruan Bola Terlengkap Bolagaming
    situs agen bola terbaik,judi casino online,poker uang asli,poker uang asli,agen ibcbet

    BalasHapus
  2. It's really a nice and helpful slot games book of ra free download piece of information. I'm glad that you shared this helpful info with us. Please keep us informed like this.

    BalasHapus
  3. Wow! Thank you! I always online scr888 wanted to write in my site something like that. Can I take part of your post to my blog

    BalasHapus
  4. Great article it was such an interesting 3win8 download link and informative article.

    BalasHapus
  5. I was searching for that post quick a long time.mega888 apk for android fortunately I found it on right time...Thanks again for sharing

    BalasHapus
  6. International Classification of Diseases by the planet Health Organization (WHO).The us Department of Health and Human Services (HHS) has adopted ICD-10 as a typical code under the insurance Portability and Accountability Act (HIPAA).The work on the event International Classification of Diseases of ICD-10 began decades ago, and updates wont to occur once each decade.The discomfort regarding implementation continued even by the new date. However, finally, on October 1, 2015, ICD-10 became effective across the us.

    BalasHapus