LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
STERILISASI
DAN
PENGENALAN
PERALATAN MIKROBIOLOGI
DISUSUN
OLEH :
Fadila Brilian Sani (0904015088)
Ira Juhairiah (0904015143)
Riki Subagja (0904015228)
Thirani D (0904015268)
Wiwi Nidiyanti (0904015286)
Semester/
Kelas : 3B
Kelompok
: 3 (Tiga)
JURUSAN
FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2010
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Yang dimaksud dengan sterilisasi dalam
mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat
pada atau didalam sutu benda.ketika melakukan pemindahan biakkan bakteri secara
aseptik, sesungguhnya menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran.
Namun kebanyakkan peralatan dan media yang umum dipakai didalam pekerjaan
mikrobiologis akan menjadi rusak bila dibakar. Sterilisasi dan pengenalan
alat-alat laboratorium ini sangat penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat
rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak
sesuai dengan prosedur. Sebab pentingnya
dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat
diketahui cara-cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, Sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit
mungkin. Hal ini sangat penting untuk dilakukan supaya
saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula.
Dalam praktikum, pengenalan
alat-alat laboratorium dan alat-alat sterilisasi
ini akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dari masing-masing
alat tersebut. Jadi Alat-alat sterilisasi adalah alat yang
digunakan untuk membebaskan alat atau bahan dari mikroorganisme. Kita juga akan
mengenal macam-macam dari sterilisasi itu sendiri.
B.
TUJUAN
Tujuan dalam praktikum ini adalah untuk mengenal
cara penggunaan beserta fungsi alat-alat laboratorium dan alat untuk
sterilisasi yang ada di laboratorium mikrobiologi. Tujuan dilakukannya
sterilisasi adalah agar sampel yang digunakan tidak terjadi kontaminasi atau
tercampurnya mikroorganisme terhadap sampel yang kita amati. Dan juga untuk mengetahui cara sterilisasi dari alat-alat tersebut baik
sterilisasi dengan menggunakan autoklaf ataupun dengan oven, LAF dan Bunsen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi
adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika
ditumbuhkan didalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat
berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan
panas yaitu spora bakteri. (Srikandi,1992)
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam
sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan
(filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut
sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka
disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Di pihak lain,
sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi.
Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang disterilkan.( Ratna
Siri,1993)
Berikut
contoh proses sterilisasi:
a.
Sterilisasi
basah atau sterilisasi panas lembab
Sterilisasi
basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau sterilisator uap yang mudah
diangkat (portable) dengan
menggunakan air jenuh bertekanan pada suhu 121oC selama 15 menit. Maka
sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat
ditembus uap air (minyak misalnya, tidak dapat ditembus uap air) dan tidak
rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 1100C dan 121oC.
Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan
yang umum, air suling, peralatan laboratorium, biakkan yang dibuang, medium
yang tercemar, dan bahan-bahan dari karet. ( Ratna Siri,1993)
Ada
4 hal utama yang harus di ingat bila melakukan sterilisasi basah: (1)
sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul
dari ruang sterilisator; (2) semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenai
uap, karena itu tabung dan labu kosong harus diletakkan dalam posisi tidur agar
udara tidak terperangkap di dasarnya; (3) bahan-bahan yang berpori atau yang
berbentuk cair harus permeabel terhadap uap; (4) suhu sebagaimana yang terukur
oleh termometer harus mencapai 121oC dan dipertahankan setinggi itu
selama 15 menit. ( Ratna Siri,1993)
b.
Sterilisasi
kering
Sterilisasi
kering atau sterilisasi panas kering dapat diterapkan dengan cara pemanasan
langsung sampai merah, melayangkan diatas merah api, pembakaran dan sterilisasi
dengan udara panas (oven). Pemanasan kering sering digunakan dalam sterilisasi
alat-alat gelas di laboratorium. (Srikandi,1992)
Dalam sterilisasi panas kering, bahan yang
sering disterilkan dengan cara ini adalah pipet, tabung reaksi, cawan petri
dari kaca, dan barang-barang pecah belah lainnya. Bahan-bahan yang harus disterilkan
harus dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat atau menaruhnya dalam suatu
wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven. (
Ratna Siri,1993)
Sebelum
melakukan sterilisasi udara panas kering ini terlebih dahulu membungkus
alat-alat gelas dengan kertas payung atau aluminium foil setelah itu, atur
pengatur suhu oven menjadi 1600C dan alat disterilkan selama 2 jam.
Waktu
dan suhu seringkali digunakan untuk sterilisasi panas kering.
SUHU (oC)
|
WAKTU (JAM)
|
170
|
1,0
|
160
|
2,0
|
150
|
2,5
|
140
|
3,0
|
c.
Sterilisasi
uap
Uap panas pada suhu 100oC
dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir atau air mendidih. Metode ini
mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir dilakukan dengan proses
sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur. Metode ini jarang
memuaskan untuk larutan yang mengandung bahan-bahan karena spora sering gagal
tumbuh dibawah kondisi ini, bentuk vegetatif dari kebanyakan bakteri yang tidak
membentuk spora. Temperatur suhu titik mati bervariasi, tetapi tidak ada bentuk
non spora yang bertahan. Dalam prakteknya, 2 metode uap mengalir digunakan,
suatu perpanjangan pemaparan uap selama 20-60 menit akan membunuh semua bentuk
vegetatif bakteri tapi tidak akan menghancurkan spora. Untuk meyakinkan
penghancuran spora, sterilisasi berjeda yang juga disebut sterilisasi
bertingkat. Penjedahan dan bertahap adalah tindalisasi digunakan. Dengan metode
ini bahkan dipaparkan pada uap mengalir pada periode waktu bervariasi dari
20-60 menit setiap hari selama 3 menit. Antara pemaparan bahan terhadap uap
yang disimpan pada suhu kamar atau pada inkubator pada 37oC. prinsip
dari metode ini adalah pada saat waktu pertama kali pemaparan pada uap membunuh
bakteri vegetatif tapi tidak sporanya. Tapi pada saat bahan disimpan pada
inkubator atau pada suhu ruangan selama 24 jam, banyak spora akan tumbuh ke
dalam bentuk vegetatif bentuk spora yang telah tumbuh ini akan dimatikan pada
pemanasan hari ke dua. Kesuksesan dari proses ini tergantung pada spora yang
berkembang ke bentuk vegetatif selama masa istirahat.
d.
Penyaringan
( filtrasi )
Penyaringan
telah banyak digunakan untuk mensterilkan medium laboratorium dan larutan yang
dapat mengalami kerusakan jika dipanaskan. Penyaringan dengan ukuran pori-pori
0,45 mikron atau kurang akan menghilangkan jasad renik yang terdapat didalam
larutan tersebut. Penyaringan yang banyak digunakan terbuat dari gelas sinter,
film selulosa (Gelaman, Millipore) dan asbestos atau penyaring Seitz. Pori-pori
dari penyaring tersebut berkisar antara 0,22 sampai 10 mikron. Pori-pori yang
lebih kasar biasanya digunakan untuk penjernihan sebelum digunakan pori-pori
yang lebih halus, sehingga tidak terjadi penyumbatan. Penyaring yang biasa
digunaakan untuk bakteri tidak dapat menahan atau menyaring virus atau
mikoplasma. (Srikandi,1992)
Beberapa
contoh bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini adalah serum, larutan
bikarbonat, enzim, toksin, bakteri, medium sintetik tertentu, dan antibiotik. (
Ratna Siri,1993)
Ada beberapa macam filter yaitu:
Filter Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor khusus
yaitu terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci. Keutamaan
untuk digunakan filter swinny di bungkus dengan kertas dan autoklaf. Bagian
yang dipotong dihubungkan pada spoit werlock dan cairan dimasukkan ke potongan
asbes dengan menggunakan tekanan pada sal spoit.
Filter Fritted-Glass
Filter Sintered Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh kandungan dalam
serbuk, tombol bulat dari gelas digabungkan bersama dengan penggunaan panas
untuk menempatkan ukuran dari bentuk potongan. Permeabilitas dari filter
berbanding lurus dengan berkembangnya ukuran. Setelah potongan dibentuk,
potongan disegel dengan pemanasan didalam gelas pirex seperti corong Buchner.
Filter Berkefeld dan Mandler
Mandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalsium sulfat.
Berkefeld disusun juga dari tanah silika murni. Masing-masing filter bermuatan
negatif. Tersedia dalam beberapa prioritas berdasarkan permeabilitasnya ke
dalam air dalam Bekerfeld atau Mandler.
Filter Selas
Filter ini secara kimia, menjadi resistensi terhadap semua larutan yang
tidak menyerang silika. Karena masing-masing partikel meliputi filter
semata-mata bersama selama proses manufaktur, ada bahaya kecil
partikel-partikel dari filter jauh dalam larutan.
Filter Candles-Pasteur-Chamberland
Ada pemanasan dengan Bekerfeld tetapi dibuat dari pori porselen tak berkaca
dengan pori kecil yang menghasilkan filtrasi lambat.
e.
Sterilisasi
dengan disenfektan
Desinfektan
adalah zat yang dengan membunuh bakteri. Senyawa kimia yang banyak digunakan
sebagai desinfektan antara lain : Larutan AgNO3, CuSO4,
HgCl2, ZnO, dan lain-lain, serta alkohol dan campurannya. Zat-zat
yang dapat membunuh atau menghamabat pertumbuhan bakteri dapat dibagi atas
garam-garam,logam, fenol, dan senyawa-senyawa lain yang sejenis, formaldehida,
yodium, alkohol, klor, zat warna, detergen, sulfonamida, dan antibiotik. Umumnya
bakteri yang muda kurang daya tahannya terhadap desinfektan daripada bakteri
yang tua, pekat, konsentrasi, lamanya berada dibawah pengaruh desinfektan,
merupakan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan.
f.
Sterilisasi
gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap
untuk membunuh mikroorganisme dan sporanya. Beberapa bahan kimia
yang dapat digunakan untuk sterilisasi gas ialah etilena oksida asam perasetat,formaldehida
dan glutaraldehida alkalin. Cara ini diterapakn pada suhu kamar selama 2-18 jam
bergantung pada bahan kimianya.hal yang perlu dipertimbangkan dalam sterilisasi
gas adalah (1) lamanya waktu yang diperlukan sesudah perlakuan untuk
menghilangakan semua sisa bahan kimia yang diguankan (2) daya bahan bakar yang
bersangkutan (3) persyaratan peralatan (4) biaya pelaksanaan. ( Ratna
Siri,1993)
g.
Sterilisasi
dengan radiasi
Sterilisasi
dengan radiasi dapat dilakukan dengan sinar gama (sinar UV kadang-kadang juga
digunakan tetapi tidak begitu baik karena daya tembusnya lemah ) namun
penggunaanya terbatas karena menuntut persyaratan keamanan dan biaya yang
tinggi. ( Ratna Siri,1993)
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
a.
Alat
·
Jarum Inokulasi
·
Erlenmeyer
·
Cawan petri
·
Autoclave
·
Tabung reaksi
·
Spatel drigalski
·
Oven
·
Inkubator
·
Kulkas
·
Beaker
glass
·
Erlenmeyer
·
Tabung
durham
·
Pipet ukur
·
Bulb
·
Pinset
·
Mikropipet
·
LAF
·
Bunsen
b.
Bahan
·
Kertas alumunium foil
·
Kertas yellow page
·
Kapas
B. PROSEDUR KERJA
1.
Diamati lengkap
bagian-bagian dari alat-alat yang digunakan.
2.
Dipahami fungsi dan cara mengoperasikan alat-alat yang digunakan.
3.
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses sterilisasi.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL PENGAMATAN
1.
Jarum
Inokulasi, dibagi menjadi 2 :
a. Jarum
ose berbentuk batang (jarum tangan tajam) digunakan untuk inokulasi jamur. Hifa
yang terbentuk seperti benang mudah diambil dengan jarum ose batang dan mudah
sekali tumbuh didalam suatu media.
b. Jarum
ose berbentuk bulat digunakan untuk inokulasi bakteri. Pada ujung jarum ose
yang berbentuk bulat, bakteri akan dapat terambil dalam jumlah yang relatif banyak.
2.
Cawan
petri
Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar
dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan
Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang
lebih besar merupakan tutupnya.
3.
Erlenmeyer
Erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan,bahan atau cairan. Labu
Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan
komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dan lain-lain.
Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya
yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dan sebagainya.
4.
Autoclave
Autoclave berfungsi untuk membunuh kuman atau bakteri yang terdapat
pada bahan atau alat yang pada umumnya terbuat dari logam, plastik, karet,
tekstil gelas juga liquid (cairan) dalam keadaan terbungkus maupun tidak.
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yg digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121°C (250 °F). Jadi tekanan yg bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi 2 (15Psi =15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121°C.
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yg digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121°C (250 °F). Jadi tekanan yg bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi 2 (15Psi =15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121°C.
a.
Bagian dari autoclave :
·
Tombol pengatur waktu mundur
(timer)
·
Katup pengeluaran uap
·
Pengukur tekanan
·
Klep pengaman
·
Tombol on dan off
·
Termometer
·
Lempeng sumber panas
·
Aquadest
·
Sekrup pengaman
·
Batas penambah air
b.
Cara penggunaan
1.
Sebelum melakukan sterilisasi
cek dahulu banyaknya air dalam autoclave. Jika air kurang dari batas yang
ditentukan maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil
destilasi , untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2.
Masukkan alat dan bahan
3.
Tutup autoclave dengan rapat
lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir
autoclave. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu
4.
Nyalakan autoclave, diatur
timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121°C.
5.
Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf
dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup
(dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Perhitungan waktu 15’ dimulai sejak
tekanan mencapai 2 atm.
6.
Jika alarm tanda selesai
berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan
tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol).
Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
5. Bunsen
Pembakar
Bunsen (Bunsen Burner) Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi
yang steril adalah pembakar bunsen. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain,
bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang
berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar
gas atau metanol.
6.
Inkubator
Inkubator adalah alat untuk
menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini
dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk
inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70 °C.
7.
Tabung reaksi
Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi
dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair.
Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau
aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur
menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan
agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan
tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak
terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu
dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alasan
efisiensi, media yang ditambahkan berkisar 10-12 ml tiap tabung.
8.
Oven
Oven merupakan alat sterilisasi yang menggunakan
udara panas kering. Dimana fungsi oven adalah mensterilisasi alat-alat gelas
yang tidak berskala prinsip oven yaitu menghancurkan mikroba mengunakan udara
kering. Alat ini digunakan untuk mensterilkan alat -alat seperti
gelas dan dalam batas-batas tertentu
dapat juga digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan seperti kapas, kertas,
dan kain. Pada umumnya suhu yang digunakan adalah 170o-180o
C selama paling sedikit dua jam. Lamanya sterilisasi
tergantung pada jumlah dan ketahanan alat atau bahan yang
akan disterilkan terhadap panas.
9.
Mikropipet
Mikropipet dan adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume
cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam
mikropipet, misalnya mikropipet yg dapat diatur volume pengambilannya
(adjustable volume pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak
bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume
pipette) misalnya mikropipet 5 µl. dalam penggunaannya, mikropipet memerlukan
tip.
Cara Penggunaan :
1.
Sebelum digunakan Thumb Knob
sebaiknya ditekan berkali-kali untuk
memastikan lancarnya mikropipet.
2.
Masukkan Tip bersih ke dalam
Nozzle / ujung mikropipet.
3.
Tekan Thumb Knob sampai
hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi.
4.
Masukkan tip ke dalam cairan
sedalam 3-4 mm.
5.
Tahan pipet dalam posisi
vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka cairan akan masuk ke
tip.
6.
Pindahkan ujung tip ke tempat
penampung yang diinginkan.
7.
Tekan Thumb Knob sampai
hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal mungkin maka semua cairan
akan keluar dari ujung tip.
8.
Jika ingin melepas tip putar
Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan
sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar.
10. Spatel drigalski
Digunakan untuk menggores bakteri yang ada pada cawan petri, biasanya
disterilkan dengan cara direndam didalam alkohol dan dipanaskan diatas api.
11. Laminar Air Flow
Cara kerja :
1.
Nyalakan
lampu UV, minimum selama 30 menit, sebelum laminar air flow digunakan.
Hindarkan sinarnya dari badan dan mata.
2.
Siapkan
semua alat-alat steril yang akan dipergunakan. Alat-alat yang dimasukkan ke dalam
laminar air flow, disemprot terlebih dahulu dengan alkohol 70% atau spiritus.
3.
Meja dan
dinding dalam LAF disemprot dengan alkohol 70% atau dengan spiritus untuk
mensterilkan LAF.
4.
Blower
pada LAF dihidupkan untuk menjalankan air flow.
5.
Nyalakan
lampu dalam LAF.
6.
LAF sudah
siap untuk digunakan.
Hal yang perlu diperhatikan :
1.
Jangan
meletakkan lampu bunsen terlalu dekat dengan filter dan alkohol untuk merendam
peralatan kultur.
2.
Jangan
menumpuk alat-alat, botol-botol media, dan lain-lain benda di depan tempat
bekerja sehingga menghalangi aliran udara.
3.
Jangan
mencelupkan alat tanam dengan nyala api ke dalam alkohol (nyala api alkohol
yang terdapat pada alat tanam, tidak terlihat dengan jelas di tempat yang
terang.
4.
Jangan
mendekati lampu bunsen, dengan tangan yang baru disemprot alkohol atau
spiritus.
5.
Bersihkan
Laminar Air Flow setelah selesai bekerja. Jangan meninggalkan botol bekas,
kapas bekas, dan sebagainya di dalam LAF.
12. Pipet tetes
Pipet tetes
(Pasteur Pippete) Fungsinya sama dengan pipet ukur, namun volume yang
dipindahkan tidak diketahui. Salah satu penerapannya adalah dalam menambahkan
HCl / NaOH saat mengatur pH media, penambahan reagen ada uji biokimia, dan lain-lain.
13. Kulkas
Kulkas berfungsi untuk menyimpan medium atau bakteri.
14. Pipet
Ukur (Measuring Pippete)
Pipet
ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui.
Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet
berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan
pipet ukur dengan bantuan filler
sampai dengan volume yang diingini. Volume
yang dipindahkan dikeluarkan mengikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala
harus tepat sejajar dengan meniskus cekung cairan) dengan cara menyamakan
tekanan filler dengan udara sekitar.
15. Tabung
Durham
Tabung
durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil dan
berfungsi untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada
bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus
terendam sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara.
16. Pipet Filler / Rubber Bulb
Filler
adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur.
Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler
memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang
bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S
(suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan
tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan
cairan dari pipet ukur.
17. Pinset
Pinset
memiliki banyak fungsi diantaranya adalah untuk mengambil benda dengan menjepit
misalnya saat memindahkan cakram antibiotik.
18. Beaker glass
Beaker glass merupakan alat
yang memiliki banyak fungsi. Di dalam mikrobiologi, dapat digunakan untuk
preparasi media media, menampung akuades dan lain-lain.
Aturan umum teknik aseptis:
·
Meja kerja sebaiknya jauh dari sesuatu yang dapat menciptakan
aliran udara, misalnya tidak ada jendela yang
terbuka, tidak dekat dengan pintu yang selalu dibuka-tutup dan jauh dari lalu-lintas
orang. Penggunaan cabinet biosafety dapat menjaga dan mengatur aliran udara
tetapi ini bukan merupakan suatu jaminan mutlak dari resiko terkontaminasi.
·
Dipastikan meja kerja bersih dari kotoran
dan benda-benda yang tidak akan digunakan. Kultur tua atau pipet bekas
seharusnya tidak berada di meja kerja. Kotoran seringkali sulit dibersihkan
pada sudut-sudut ruang.
·
Diusap meja kerja dengan antiseptik
atau senyawa pembersih lain sebelum digunakan. Di sebagian besar laboratorium
umumnya menggunakan etanol 70% untuk membersihkannya. Sediakan etanol pada
posisi selalu dekat dengan meja. Jika telah selesai bekerja, sebaiknya meja
kerja dikosongkan dari peralatan dan bersihkan lagi.
·
Semua peralatan (pipet, cawan dan lain-lain) yang digunakan
harus steril. Sebaiknya semua peralatan yang telah
disterilisasi diberi label. Jika menemukan alat yang sepertinya telah
disterilisai tapi masih ragu terhadap sterilitasnya maka sebaiknya jangan
digunakan. Bungkus peralatan baik alat steril sekali pakai atau bukan (pipet,
syringe dan lain-lain) diperiksa terlebih dahulu apakah terdapat kebocoran atau
tersobek.
·
Atur peralatan di meja kerja sedemikian rupa sehingga meminimalisir
pergerakan tangan. Alat-alat yang biasanya digunakan
dengan tangan kanan (jarum inokulum, filler, pipet dan lain-lain) letakkan
disebelah kanan begitu juga sebaliknya (rak tabung, cawan petri, erlenmeyer lain-lain)
terkecuali untuk tangan kidal. Di bagian tengah meja kerja disediakan ruang
lapang untuk bekerja.
·
Membakar mulut atau bagian tepi dari suatu alat
dapat membunuh mikroorganisme yang menempel.
·
Telah siap dengan segala peralatan dan bahan yang dibutuhkan.
Semua bahan dan alat untuk prosedur tertentu telah dipersiapkan di meja kerja.
Jangan sampai meninggalkan meja kerja untuk mengambil sesuatu yang terlupa atau
tertinggal. Perhitungkan semua yang diperlukan beserta cadangannya.
·
Pakai sarung tangan lateks
dan ganti secara berkala. Sarung tangan membantu melindungi dari tumpahan
biakan atau bahan kimia berbahaya. Tidak menggunakan sarung tangan dirasa tidak
bermasalah jika materi dan bakteri yang diteliti dipastikan tidak berbahaya.
·
Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja.
Cuci tangan dengan desinfektan atau sabun bila tidak ada desinfektan. Cuci
tangan dapat membilas mikroorganisme yang ada di tangan.
B.
PEMBAHASAN
Dari
hasil yang diperoleh dapat diketahui berbagai fungsi, spesifikasi beserta cara
kerja setiap alat yang ada di laboratorium mikrobiologi. Alat yang terdapat di
ruangan laboratorium seperti tabung reaksi, petri dish, autoclave, oven,
laminar air flow, lampu bunsen, inkubator, tabung durham, pipet ukur, jarum
inokulasi, pipet tetes, balon pipet, mikropipet, kulkas, Erlenmeyer, spatel
drigalski dan lain-lain. Sedangkan alat-alat sterilisasi yang terdapat di
laboratorium mikrobiologi seperti autoclave, laminar air flow dan oven.
Alat lain
yang penting diketahui adalah laminar air flow. Rangkaian alat ini terletak
khusus dalam satu ruang yang disebut ruang steril. Penggunaan alat tersebut
adalah untuk mensterilisasikan udara ditempat kerja, sehingga kegiatan yang
berkaitan dengan pemindahan dan pengambilan mikrobia dapat dilakukan di sekitar
laminar air flow. Fungsi lain adalah ketika menggunakan alat-alat yang sudah
disterilisasikan, sehingga untuk mencegah timbulnya kontaminasi tidak perlu
menggunakan pemanasan dari lampu spritus.
Pada
proses sterilisasi panas kering kurang efisien dan membutuhkan suhu lebih
tinggi serta waktu yang lebih lama untuk sterilisasi. Hal ini disebabkan karena
tanpa kelembapan tidak ada panas laten. Sebagai contoh,
albumin telur dengan kelembaban 50% menggumpal pada 56oC, sedangkan
tanpa kelembaban baru menggumpal pada suhu 160-175oC. Karena bentuk kehidupan
yang paling tahan panas, yaitu endospora bakteri, berperilaku seakan-akan tidak
mengandung kelembaban, maka panas kering harus mencapai suhu 160-175oC
untuk dapat mematikannya. ( Ratna Siri,1993)
Didalam
proses aseptis sebaiknya sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam
tabung/cawan/erlenmeyer sebaiknya bagian mulut (bagian yang memungkinkan
kontaminan masuk) dibakar/dilewatkan api terlebih dahulu. Jarum inokulasi dan lain-lain
dapat disemprot dengan alkohol terlebih dahulu lalu dibakar. Ujung jarum
inokulasi yang sudah dipijarkan harus ditunggu dingin dahulu atau dapat
ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk mempercepat transfer panas yang
terjadi. Usahakan bagian alat yang diharapkan dalam kondisi steril didekatkan
ke bagian api. Jika kerja di Safety
Cabinet (LAF) tidak perlu
memakai pembakar bunsen tetapi jika di luar Safety Cabinet maka semakin banyak
sumber api maka semakin terjamin kondisi aseptisnya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Kesimpulan
dari praktikum mikrobiologi adalah sebagai berikut:
1.
Dari pengenalan alat
laboratorium dan alat sterilisasi yang telah dilaksanakan, dapat diambil
kesimpulan bahwa setiap alat mempunyai fungsi dan spesifikasi yang berbeda
tergantung jenis alatnya.
2.
Sterilisasi
merupakan cara membuat suatu alat atau bahan menjadi bebas dari pertumbuhan
mikroba beserta sporanya.
3.
Ada tiga cara utama yang umum
dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan
penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka
disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan
maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Di pihak lain,
sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi.
B.
SARAN
Saran dari praktikum mikrobiologi adalah sebagai
berikut:
1.
Pada saat membuat media ataupun
memindahkan mikroba di tempat lain maka diharapkan agar tempat memindahkan
media tersebut steril dan selalu dekat dengan alat yang digunakan agar tetap
steril.
2.
Sebelum melakukan praktek
mikrobiologi diharapkan untuk menyeterilkan alat-alat dan diri kita
masing-masing agar media atau bahan yang diuji tidak terkontaminasi oleh
mikroorganisme.
DAFTAR PUSTAKA
-
Fardiaz,Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia:
Jakarta.
-
Hadioetomo,Ratna Siri. 1993.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT
Gramedia: Jakarta
-
http://ekmon-saurus.blogspot.com/2009/05/bekerja-tanpa-kontaminasi-dasar-tehnik.html
LAMPIRAN GAMBAR
1.
Jarum
Inokulasi
2.
Cawan
petri
3.
Erlenmeyer
4.
Autoclave
6.
Inkubator
7.
Tabung reaksi
8.
Oven
9.
Mikropipet
10. Spatel drigalski
11. Laminar Air Flow
12. Pipet tetes
13. kulkas
14. Pipet
Ukur (Measuring Pippete)
15. Tabung
Durham
16. Pipet Filler / Rubber Bulb
17. Pinset
18. Beaker glass
sundul77.com Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya
BalasHapussundul77.com Adalah Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88 sundul77 Merupakan Salah Satu Bandar Bola, Bandar Casino, Poker Online Terpercaya IDNSPORT. Kelebihan Bandar Bola Terbesar www.sundul77.com Desain Website Menarik, Live Casino Online 24 Jam Non-Stop Bersama Dealer Eropa & Dealer Asia..
Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88
Bolagaming mempunyai tim berpengalaman dalam melayani setiap member yang bergabung di situs judi taruhan bola terbaik ini. Kami menyediakan customer service online 24 jam yang akan menemani anda dan membantu memberikan arahan kepada anda agar mudah saat melakukan pendaftaran. Anda bisa memilih jenis permainan judi taruhan online apa saja sesuai keinginan anda.
Ayo Bergabung Bersama Situs Judi Taruan Bola Terlengkap Bolagaming
situs agen bola terbaik,judi casino online,poker uang asli,poker uang asli,agen ibcbet
It's really a nice and helpful slot games book of ra free download piece of information. I'm glad that you shared this helpful info with us. Please keep us informed like this.
BalasHapusWow! Thank you! I always online scr888 wanted to write in my site something like that. Can I take part of your post to my blog
BalasHapusGreat article it was such an interesting 3win8 download link and informative article.
BalasHapusI was searching for that post quick a long time.mega888 apk for android fortunately I found it on right time...Thanks again for sharing
BalasHapusInternational Classification of Diseases by the planet Health Organization (WHO).The us Department of Health and Human Services (HHS) has adopted ICD-10 as a typical code under the insurance Portability and Accountability Act (HIPAA).The work on the event International Classification of Diseases of ICD-10 began decades ago, and updates wont to occur once each decade.The discomfort regarding implementation continued even by the new date. However, finally, on October 1, 2015, ICD-10 became effective across the us.
BalasHapus